Kali Ini kita akan membahas tentang DFD mulai dari pengertian DFD, Fungsi Proses pembuatan DFD atau tutorial membuat DFD dengan baik dan benar hingga contoh studi kelayakan;
Petunjuk untuk membuat DFD yang jelas, dan mudah dibaca :
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada
alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran
analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh
profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
b. Proses Cara Pembuatanya Yang Pertama
1. Pilih nama yang jelas maksudnya (bagi proses, aliran, penyimpanan, dan terminator
a. Untuk proses sebaiknya menggunakan nama yang mengacu pada fungsi,
yaitu gabungan antara kata kerja yang spesifik dan obyek, misalnya
memproses laporan inventori, validasi nomer telepon dan lain-lain.
Untuk terminator lebih mengacu pada orang atau kelompok orang,
sedangkan untuk aliran dan penyimpanan mengacu pada paket data
atau informasi yang terkandung didalamnya.
b. Jangan menggunakan nama yang terlalu umum, misalnya proses data,
tangani masukan dan lain-lain.
c. Gunakan nama yang familiar bagi pemakai.
2. Menomori proses untuk memperjelas sistematika.
a. Tidak jadi masalah bagaimana urutan ditempatkan.
b. Nomor tidak menunjukkan urutan.
c. Penomoran dimaksudkan sebagai identifikasi proses dan memudahkan
penurunan ke level yang lebih rendah atau ke proses berikutnya.
3. Menggambar kembali DFD hingga beberapa kali, sehingga cukup estetik.
Penggambaran kembali yang kadang-kadang bahkan lebih dari sepuluh kali
digunakan untuk menjaga secara teknis gambar tersebut sudah benar,
dapat diterima oleh pemakai, misalnya tingkat operasional yang akan
mengoperasikan dan dapat diterima oleh pimpinan yang dalam hal ini
menentukan strategi organisasi. Ketika penggambaran dilakukan ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Ukuran dan bentuk lingkaran sebaiknya tetap sama, karena jika tidak
dapat menimbulkan kesan lingkaran yang lebih besar memproses sesuatu
yang juga lebih besar.
b. Panah yang melengkung dan lurus tidak jadi masalah tetapi sebaiknya
tidak menggunakan kedua cara tersebut pada gambar yang sama.
c. Menggambar dengan tangan atau menggambar dengan perangkat tertentu,
tidak merupakan masalah. Menggambar dengan tangan seringkali memberikan
sesuatu yang lain katakanlah sentuhan seni, tetapi menggambar dengan
mesin, seringkali lebih memudahkan modifikasi.
4. Mencegah DFD yang terlalu kompleks dan tidak perlu. Kegunaan DFD bukan
hanya menggambarkan fungsi dan interaksinya dalam sistem secara akurat
tetapi juga untuk dibaca dan dimengerti oleh bukan hanya penganalisa
sistem, tetapi juga pemakai yang berpengalaman dalam sistem yang
dimodelkan. Hal ini berarti : jangan membuat DFD dengan terlalu banyak
proses, aliran, penyimpanan dan terminator.
5. Menjamin konsistensi DFD tersebut secara intern ataupun yang berkualitas
dengan DFD. Konsistensi dalam hal ini juga menyangkut konsistensi dengan
model lain (misalnya : entity relationship diagram, state transition
diagram, data dictionary dan process specification).
c. Hal-hal penting yang harus diperhatikan / diingat adalah :
a. Mencegah proses yang mempunyai masukan tetapi tidak mempunyai keluaran
yang dikenal dengan lubang hitam
b. Mencegah proses yang mempunyai keluaran tetapi tidak punya masukan,
misalnya penghasil bilangan acak.
c. Hati-hati dengan aliran dan proses yang tidak dinamakan karena dapat
mengakibatkan elemen data yang saling tidak berhubungan menjadi satu.
d. Hati-hati dengan penyimpanan yang punya status hanya dapat dibaca
atau hanya dapat ditulis dan berkaitan dengan proses yang hanya
memproses masukan atau hanya memproses keluaran
d. Contoh Kasus DFD:
Gambarkanlah Diagram Aliran Data (data flow diagram) logic pada sebuah system pengolahan data penyimpanan / pengambilan uang disalah satu bank yang saudara ketahui. Proses-proses yang harus ada pada diagram tersebut adalah :
o Pembukaan Rekening
o Penyimpanan Uang
o Pengambilan Uang
o Penghitungan Uang.
o Penutupan Rekening
o Pembuatan Laporan.
Gambar saudara terdiri dari : 1. Diagram Konteks.
2. Diagram Level 0
3. Diagram Rinci
Jawab:
Itu tadi adalah penjelasan tentang DFD
semoga Bermanfaat dan Jangaln lupa baca artikel menarik lainnya
DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur
data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran
analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh
profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.
Didalam DFD terdapat 3 level, yaitu :
Diagram Konteks : menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili
seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem. Merupakan tingkatan
tertinggi dalam DFD dan biasanya diberi nomor 0 (nol). Semua entitas
eksternal yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran-aliran
data utama menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak memuat
penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan.
Diagram Nol (diagram level-1) : merupakan satu lingkaran besar yang
mewakili lingkaran-lingkaran kecil yang ada di dalamnya. Merupakan
pemecahan dari diagram Konteks ke diagram Nol. di dalam diagram ini
memuat penyimpanan data.
Diagram Rinci : merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram Nol.
Petunjuk untuk membuat DFD yang jelas, dan mudah dibaca :
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan
profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan
proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik
secara manual maupun komputerisasi.
b. Proses Cara Pembuatanya Yang Pertama
1. Pilih nama yang jelas maksudnya (bagi proses, aliran, penyimpanan, dan terminator
a. Untuk proses sebaiknya menggunakan nama yang mengacu pada fungsi,
yaitu gabungan antara kata kerja yang spesifik dan obyek, misalnya
memproses laporan inventori, validasi nomer telepon dan lain-lain.
Untuk terminator lebih mengacu pada orang atau kelompok orang,
sedangkan untuk aliran dan penyimpanan mengacu pada paket data
atau informasi yang terkandung didalamnya.
b. Jangan menggunakan nama yang terlalu umum, misalnya proses data,
tangani masukan dan lain-lain.
c. Gunakan nama yang familiar bagi pemakai.
2. Menomori proses untuk memperjelas sistematika.
a. Tidak jadi masalah bagaimana urutan ditempatkan.
b. Nomor tidak menunjukkan urutan.
c. Penomoran dimaksudkan sebagai identifikasi proses dan memudahkan
penurunan ke level yang lebih rendah atau ke proses berikutnya.
3. Menggambar kembali DFD hingga beberapa kali, sehingga cukup estetik.
Penggambaran kembali yang kadang-kadang bahkan lebih dari sepuluh kali
digunakan untuk menjaga secara teknis gambar tersebut sudah benar,
dapat diterima oleh pemakai, misalnya tingkat operasional yang akan
mengoperasikan dan dapat diterima oleh pimpinan yang dalam hal ini
menentukan strategi organisasi. Ketika penggambaran dilakukan ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Ukuran dan bentuk lingkaran sebaiknya tetap sama, karena jika tidak
dapat menimbulkan kesan lingkaran yang lebih besar memproses sesuatu
yang juga lebih besar.
b. Panah yang melengkung dan lurus tidak jadi masalah tetapi sebaiknya
tidak menggunakan kedua cara tersebut pada gambar yang sama.
c. Menggambar dengan tangan atau menggambar dengan perangkat tertentu,
tidak merupakan masalah. Menggambar dengan tangan seringkali memberikan
sesuatu yang lain katakanlah sentuhan seni, tetapi menggambar dengan
mesin, seringkali lebih memudahkan modifikasi.
4. Mencegah DFD yang terlalu kompleks dan tidak perlu. Kegunaan DFD bukan
hanya menggambarkan fungsi dan interaksinya dalam sistem secara akurat
tetapi juga untuk dibaca dan dimengerti oleh bukan hanya penganalisa
sistem, tetapi juga pemakai yang berpengalaman dalam sistem yang
dimodelkan. Hal ini berarti : jangan membuat DFD dengan terlalu banyak
proses, aliran, penyimpanan dan terminator.
5. Menjamin konsistensi DFD tersebut secara intern ataupun yang berkualitas
dengan DFD. Konsistensi dalam hal ini juga menyangkut konsistensi dengan
model lain (misalnya : entity relationship diagram, state transition
diagram, data dictionary dan process specification).
c. Hal-hal penting yang harus diperhatikan / diingat adalah :
a. Mencegah proses yang mempunyai masukan tetapi tidak mempunyai keluaran
yang dikenal dengan lubang hitam
b. Mencegah proses yang mempunyai keluaran tetapi tidak punya masukan,
misalnya penghasil bilangan acak.
c. Hati-hati dengan aliran dan proses yang tidak dinamakan karena dapat
mengakibatkan elemen data yang saling tidak berhubungan menjadi satu.
d. Hati-hati dengan penyimpanan yang punya status hanya dapat dibaca
atau hanya dapat ditulis dan berkaitan dengan proses yang hanya
memproses masukan atau hanya memproses keluaran
d. Contoh Kasus DFD:
Gambarkanlah Diagram Aliran Data (data flow diagram) logic pada sebuah system pengolahan data penyimpanan / pengambilan uang disalah satu bank yang saudara ketahui. Proses-proses yang harus ada pada diagram tersebut adalah :
o Pembukaan Rekening
o Penyimpanan Uang
o Pengambilan Uang
o Penghitungan Uang.
o Penutupan Rekening
o Pembuatan Laporan.
Gambar saudara terdiri dari : 1. Diagram Konteks.
2. Diagram Level 0
3. Diagram Rinci
Jawab:
Itu tadi adalah penjelasan tentang DFD
semoga Bermanfaat dan Jangaln lupa baca artikel menarik lainnya
EmoticonEmoticon